Selasa, 26 Oktober 2010

One Side Love




Pernahkah kita merasa sebuah kisah dimana kita selalu merasa sangat rendah diri. Di mana dunianya sangat berbeda sekali dengan duniamu. Dia suka akan sebuah kesunyian, diriku suka dengan keramaian. Dia suka kopi pahit, aku suka dengan kopi manis. Dia senang dengan kesendiriannya, aku senang dengan kebersamaanku. Aku suka rock, dia suka jazz.
Berbeda dengan utara dan selatan yang akan selalu tarik menarik walau berbeda seperti kata teori aliran listrik,aku adalah timur,dan dia adalah barat.
Dan perbedaan terdalamnya adalah, aku mencintainya sedangkan dia tidak.
Setiap saat dimanapun aku berada,apa yang kulakukan, aku akan meluangkan waktu sejenak untuk mengecek telpon selularku. Jikalau dia memanggilku dengan sebutan khasnya padaku. Selalu menantinya walau pun topik pembicaraannya sering harus aku amati dengan serius untuk mengertinya. Dia mungkin tidak bakalan tahu, ketika telepon selularku berbunyi, aku akan memeriksanya dengan cepat dengan berharap yang ada di tampilan layar adalah namanya. Dia mengatakan diriku selalu menuntut kemanjaan padanya. Dia tidak tahu bahwa kemanjaan itu kutunjukkan untuk mendapatkan perhatiannya. Dia tidak bakal tahu aku sering menunggu balasannya sambil melihat-lihat foto-foto profil yang dia tampilkan di sebuah situs. Membayangkan senyum itu adalah milikku, tangannya yang kokoh itu memelukku erat, dan membayangkan diriku berada di sampingnya sambil berpegangan tangan erat.

Dia selalu bersikap sesuka hati, terkadang dingin dan terkadang hangat.  Selalu membuatku bertanya-tanya, apakah dia juga mencintaiku?
Pertanyaan itu pun musnah ketika dia mencurahkan perasaannya bahwa dia masih mencintai orang lain yang sudah menjadi milik orang seutuhnya secara resmi. Cerita-ceritanya tentang orang yang dicintainya itu, bagaimana dia mengenal orang itu, yang merupakan tetangganya dulu, hingga bagaimana dia bisa mencintai orang itu karena kecocokan selera tentang musik,film,kisah-kisah,dll. Bagaimana sakitnya hatinya ketika menerima kenyataan bahwa orang yang dicintainya akan memasuki pelaminan dengan orang lain. 
Semua cerita-ceritanya itu sungguh menyayat hati walau yang aku lakukan hanyalah terdiam dan menghiburnya yang seharusnya akulah yang dihibur. Aku mencoba bertanya padanya apakah dia akan tetap mengejar orang itu jika orang itu sudah berpisah dengan pasangannya. Dia menjawab dia tetap akan mengejar orang itu.
Kemudian, ketika dia mengirimkan foto orang itu padaku, yang memang adalah sosok seseorang yang cocok dengan dunianya,yang bakalan selalu menarik perhatiannya, mengerti yang dilakukannya. Aku merasakan sebuah tetesan air jatuh dari kedua mataku. Tampilan telepon selularku terlihat buram karena air mataku.
Duniaku dan dunianya berbeda. Sangat berbeda. Tetapi aku masih belum sanggup untuk mengubur perasaan ini. Mengapa?

Tiap malam ketika sudah waktunya tidur, aku selalu mengkhayalkan aku dengannya berada di sebuah taman. Berselimutkan berdua duduk di taman sambil melihat langit hitam yang penuh bintang, dengan iringan lagu-lagu romantis dan pelukan erat darinya.
Itulah ninaboboku selama aku mengenalnya.

Wish I could lay down beside you
On a blanket in a park somewhere
With some music and some wine maybe
Your gentle arms around me

I wouldn't wish for anything more
except that time would stand still

Tidak ada komentar:

Posting Komentar