Selasa, 26 Oktober 2010
Silly And over confidence feeling
Aku menceritakan padamu bahwa aku menyukai novel yang dikenalkan olehmu.
Aku menceritakan ceritanya yang mampu membuat perasaaanku sedih dan seperti ingin menangis. Di mana alur cerita dan akhirnya yang menyedihkan. Kamu mengiyakan hal itu dan mengatakan bahwa dia, orang yang kamu cintai itu juga menangis sehabis membaca novel itu.
Aku yang merasa antusias untuk memperbincangkan novel itu seakan terpaku dan hampa sesaat.
Aku merasakan nafasku sesak. Ingin sekali aku memukul dan menampar diriku keras-keras untuk memberitahukan betapa bodohnya aku ini. Betapa percaya dirinya aku ini.
Kupikir aku sudah dapat membuatmu melupakannya, ternyata sesuatu yang sedang aku denganmu bicarakan masih berhubungan dengannya.
Mengapa kamu harus menyebut namanya? Aku tak suka kamu menyebut dirinya. Aku benci. Kamu pernah bilang kamu tidak suka tipe perempuan yang posesif dan mudah terbakar api cemburu.
Ingin sekali aku berteriak padamu dan mengatakan bahwa berhentilah mengingatnya lagi. Berhentilah!
Sepertinya aku tak sanggup. Terserah jika kamu mengatakan aku posesif atau si bodoh pencemburu berat. Padahal kamu hanya menyebutkan namanya. Kamu taka kaan mengerti bagaimana perasaan seorang wanita yang bertepuk sebelah tangan padamu. Yang ingin selalu mendapat perlakuan istimewamu walau hanya sedikit, ingin mendapat sesuatu yang bisa dikatakan hanya rahasia berdua. Hal-hal itu sduah cukup bagiku waalau aku tahu hatimu tak akan ada berada padaku.
Aku melempar novel itu. Aku bodoh sekali mengangankan akan dicintaimu seperti sang tokok utama. Dan aku yang juga mencintaimu, bersama-sama melewati maut dalam timbunan salju selama berhari-hari. Sungguh lelucon yang luar biasa bodoh.
Di hutan yang sepi dan gelap,pernahkah kau bertemu seseorang yang menyanyikan cinta dan patah hatinya?
Pernahkah kau melihat senyumnya, bekas air matanya, juga sinar matanya yang penuh dengan kesusahan hati? -Pushkin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar